“Saya dari siang sudah ada di sini.; pengen naik Monas (Monumen Nasional) karena belum pernah. Trus, dikasih tahu ada acara ini,” interaksi itu terjadi antara dua perempuan yang baru bertemu di stand PSHK di lapangan parkir Monas. Mereka sedang menunggu hasil foto mereka yang sedang dicetak. Sebelumnya, mereka berdiri di bawah tulisan “Menurut gue, jujur adalah…” sambil memegang karton bertuliskan “kalau suka, jangan muna” yang sudah dipilihnya dari 19 alternatif jawaban lain. Tidak ketinggalan, Bambang Widjajanto—mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi—juga ambil foto dengan tulisan “nggak pura-pura” di tangannya. Photo booth yang dibuat PSHK menciptakan ruang orang-orang untuk berefleksi tentang arti kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Lain kesempatan, orang yang baru bertemu memilih untuk berfoto bersama. Itu ternyata juga menjadi ruang interaksi sosial dengan latar belakang yang beragam.
Sembari menunggu hasil fotonya, beberapa pengunjung acara Saya Perempuan Anti-Korupsi pada hari Kartini lalu memilih untuk mengisi kuis “Seberapa Jujur Anda?” Melalui ponsel, mereka bisa mengisi delapan pertanyaan dengan pilihan berganda tentang kejadian sehari-hari. Contohnya, “Anda naik motor, tujuannya dekat—hanya ke warung dekat rumah. Karena itu, Anda tidak menggunakan helm. Ternyata, polisi melihatnya dan menilang Anda. Apa yang Anda lakukan?” Seselesainya, pengunjung bisa mendapatkan pin yang bertuliskan “Saya jujur banget” atau “Saya jujur aja” atau “Saya kurang jujur” sesuai dengan hasil kuisnya.
Ada lain lagi yang dilakukan pengunjung sembari menunggu fotonya. Mereka melihat-lihat kumpulan foto dan atribut yang pernah digunakan PSHK dalam melakukan aksi antikorupsi, seperti poster, kaus, sticker, dan pin. Kemudian, beberapa di antaranya mengajukan pertanyaan tentang antikorupsi dan PSHK. Sebagian orang lainnya memilih foto lagi dengan jawaban berbeda dengan menggunakan kamera ponsel mereka. Pengunjung lainnya memerhatikan sambil tertawa-tawa melihat pilihan jawabannya dan sesekali ikut komentar dari jauh, “Wah, kalau jujur artinya harus ngaku kalau kentut, itu susah, ya?”. Satu lainnya menimpali, “Susahan nggak baca hp pasangan, Mas.” Pengunjung lain yang ada dalam stand PSHK dan ikut mendengar percakapan itu turut tertawa. Bicara tentang antikorupsi bisa dilakukan dengan menyenangkan.