Kegiatan fundraising adalah sesuatu yang melekat pada kehidupan dunia pekerjaan. Bagaimanapun juga, setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang tidak bisa dipisahkan dari hubungan saling bahu-membahu dengan pihak lain. Sering kali, hubungan itu berupa pertukaran dana dan/atau fasilitas. Akan tetapi, bukan berarti bahwa ini sekadar hubungan transaksional. Adzimattinur Siregar dari Indonesia Jentera School of Law (IJSL) mendapat kesempatan untuk mengikuti training mengenai ilmu fundraising yang diselenggarakan oleh PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center). Ia pun membagi pengalaman dan ilmu yang didapat dari training itu kepada rekan-rekan internal YSHK.
Dipenuhi permainan yang menghangatkan suasana, ini lebih dari sekadar sharing, bahkan dapat dikatakan sebagai sesi training tersendiri. Ilmu fundraising yang dibagikan oleh Adzimattinur ternyata mampu membuka mata rekan-rekannya terhadap segala detil yang harus diperhatikan, terutama dalam bidang penggalangan dana dan bantuan, mulai dari mengidentifikasi target, tujuan kedua belah pihak yang terlibat, etika fundraising, elemen kesuksesan, dan masih banyak lagi. Suasana ruangan IJSL selama sesi itu sesuai dengan tagline di awal: “Fundraising must be fun”. Banyak tips and tricks diberikan oleh Adzimattinur yang berguna baik dalam menyusun strategi maupun menyusun proposal untuk fundraising.
Pada akhir sesi, para peserta diminta untuk membentuk kelompok-kelompok dan melakukan brainstorming. Kemudian, peserta menyusun program untuk dipresentasikan dalam simulasi presentasi untuk fundraising. Selain bergantian, mereka juga diminta untuk bergantian memberi masukan kepada kelompok yang melakukan presentasi. Banyak ide yang menarik muncul dari rekan-rekan YSHK. Mereka sekaligus melatih kemampuan dalam bernegosiasi, menyampaikan pendapat, dan bekerja sama dalam kelompok. (AW)