Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) bekerja sama dengan Asian Law Students’ Association (ALSA) Indonesia menyelenggarakan lokakarya bertema “Legislative Drafting: A Law-Making Process” pada Sabtu (26/8/2023) secara daring. Lokakarya itu ditujukan bagi mahasiswa hukum atau lulusan hukum yang ingin mendapatkan pengetahuan teknis dan praktik terkait perancangan peraturan perundang-undangan serta keterampilan menyusun peraturan dengan bahasa yang jelas, konsisten, dan mudah dimengerti.
Lokakarya diikuti oleh 20 peserta, dengan beragam latar belakang, mulai dari mahasiswa hingga tenaga ahli DPR. Deputi Direktur Eksekutif PSHK, Fajri Nursyamsi, yang menjadi narasumber sesi pertama, menyampaikan bahwa pembentukan peraturan perundang-undangan harus bertanggung jawab sosial karena peraturan yang dibentuk akan mengikat banyak orang. Proses pembentukan peraturan, pada dasarnya, merupakan medium untuk menampung banyak kepentingan. Selain itu, peraturan juga digunakan sebagai alat perubahan sosial yang pembentukannya menggunakan sumber daya negara. “Pembentukan peraturan-perundang-undangan yang bertanggung jawab sosial harus memiliki nilai-nilai sosial, seperti hak asasi manusia, antikorupsi, demokrasi, dan kelestarian lingkungan,” jelas Fajri.
Pada sesi berikutnya, Peneliti PSHK Alviani Sabillah menyampaikan materi terkait penyusunan norma dalam peraturan. Menurut Alviani, kalimat peraturan harus mencerminkan tiga prinsip utama, yaitu kejelasan, ketelitian, dan konsistensi. Ia juga membagikan beberapa tips dalam menyusun kalimat peraturan, seperti subjek peraturan harus memiliki kemampuan bertindak, penggunaan kalimat aktif ketimbang kalimat pasif, ketelitian dalam menyebutkan subjek atau pelaku, menggunakan norma dengan tepat, serta menghindari kata yang multitafsir dan bermakna samar.
Rangkaian pelatihan ini dilanjutkan dengan sesi coaching clinic pada Senin (4/9/2023) untuk memberikan kesempatan bagi para peserta melakukan konsultasi secara intensif dengan para Peneliti PSHK sebagai narasumber. Pada akhir rangkaian lokakarya dan coaching clinic nantinya, peserta terpilih akan mendapatkan kesempatan magang di PSHK.
Kerja sama antara PSHK dan ALSA Indonesia ini merupakan bentuk komitmen PSHK untuk terus melibatkan kelompok orang muda, termasuk mahasiswa, dalam penyebarluasan gagasan terkait pembentukan kebijakan yang partisipatif dan bertanggung jawab sosial.