Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) dan Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jentera mendapat kehormatan untuk bertemu dengan Marie-Louise Hannan, Duta Besar Kanada untuk ASEAN. Dalam kunjungannya, Marie didampingi David Williams dari Kedutaan Besar Kanada, Vladmir Napoleon dari Senior Investigator Royal Canadian Mounted Police dan Patrice Poitevin dari University of Ottawa.
Kunjungan delegasi tersebut diterima oleh Eryanto Nugroho Ketua Yayasan Studi Hukum dan Kebijakan (YSHK), M Nur Sholikin Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Inayah Assegaf Wakil Ketua Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jentera dan Adil Surowidjojo wakil mahasiswa STHI Jentera.
Mengawali pertemuan, Eryanto Nugroho menjelaskan mengenai sejarah pendirian YSHK. Dilanjutkan dengan Inayah yang menceritakan pendirian sekolah dan pelaksanaan program perkuliahan STHI Jentera. Sementara, Sholikin memperkenalkan PSHK sebagai lembaga riset dan advokasi yang fokus pada reformasi hukum di bidang legislasi dan peradilan.
Dalam pertemuan yang diadakan di salah satu ruang STHI Jentera tersebut, dibahas banyak hal mengenai penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, baik pengalaman di Kanada maupun di Indonesia. Marie-Louise Hannan juga berbagi praktik-praktik pencegahan korupsi yang dilakukan dengan menggandeng kampus-kampus di Kanada melalui Canadian Centre of Excellence for Anti Corruption, sebuah lembaga global yang mempromosikan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Sementara, Eryanto menceritakan pengalaman kolaborasi pemberantasan korupsi di Indonesia yang juga melibatkan masyarakat sipil. Salah satu faktor yang mendukung eksistensi KPK hingga saat ini adalah dukungan publik yang sangat kuat bagi KPK.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas berbagai peluang rencana kerja sama antara PSHK, STHI Jentera dengan pihak Kanada. Salah satunya rencana kerjasama pertukaran pelajar dengan Canadian Centre of Excellence for Anti Corruption dan program scholarship.