Dalam menjalankan aktivitas riset dan inovasi, produsen pengetahuan seperti perguruan tinggi, lembaga negara, lembaga riset swasta, atau media, perlu berupaya untuk melibatkan dan menghasilkan pengetahuan yang dapat dinikmati oleh banyak pihak, termasuk kelompok rentan. Riset dan inovasi juga dinilai belum mempunyai arah yang jelas dan hanya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Program Pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM), khususnya riset bertema humaniora karena sangat tergantung ketertarikan periset.
“Selain itu, periset yang memberikan perhatian pada isu disabilitas juga tidak cukup memenuhi syarat untuk berkompetisi dalam pendanaan RIIM”, ungkap Direktur Eksekutif Komite Nasional Indonesia untuk Program MOST-UNESCO, Prof. Tri Nuke Pudjiastuti.
Lebih lanjut, Prof. Tri Nuke juga menjabarkan dua tantangan lain dalam ekosistem riset dan inovasi agar dapat menunjukkan keberpihakan pada riset yang berprespektif disabilitas, yakni kelembagaan riset swasta tidak banyak yang bisa memainkan peran secara baik dan perspektif gender, equality, disability, dan social inclusion (gedsi) dalam riset dan inovasi belum diterapkan secara baik.
Hal tersebut disampaikan dalam The Indonesian Science Technology Innovation (STI) Policy Lecture Series II – 2022: Iptekin yang Inklusif dan Berkelanjutan bertema “Peran produsen pengetahuan dalam mendorong iptek dan inovasi yang inklusif dan berkelanjutan” yang diselenggarakan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesa (PSHK) secara daring pada Kamis (3/11/2022) lalu.
Peneliti SMERU, Rizki Fillaili membagikan pengalaman SMERU dalam melibatkan kelompok rentan dalam riset dan inovasi. Kelompok rentan yang menjadi fokus dalam penelitian SMERU antara lain kelompok miskin, kelompok hampir miskin, anak-anak, penyandang disabilitas, lansia, dan pemuda. Dalam proses penelitian, kelompok rentan terlibat dalam tahap pelaksanaan pengumpulan sebagai responden atau informan dalam survei, peserta dalam diskusi kelompok terpumpun, dan wawancara mendalam. Sementara dalam tahap analisis penulisan laporan, kelompok rentan terlibat jika penelitian menggunakan teknik Participatory Poverty Assessment untuk mengidentifikasi kerentanan atau sebab-akibat kemiskinan. “Pelibatan kelompok rentan masih minim atau terbatas dalam tahap diseminasi,” ungkap Rizki.
Rizki juga menilai terdapat beberapa tantangan menuju ekosistem ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin), antara lain dengan mendorong pemangku kepentingan agar membuat kebijakan yang berpihak pada kelompok rentan yang mengacu pada data dan bukti nyata di lapangan dan memberikan ruang lebih besar bagi penerapan pendekatan kualitatif dan partisipatoris dalam produksi ilmu pengetahuan untuk menjamin keterlibatan kelompok rentan secara lebih aktif dalam proses penelitian.
Menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni), Aria Indrawati, penelitian yang banyak muncul hanya untuk kebutuhan pengembangan aspek akademik di bidang-bidang tertentu atau hanya untuk keperluan penyusunan tesis atau disertasi. “Sampai sekarang belum pernah ada penelitian yang berdampak langsung bagi penyandang tunanetra”, ungkapnya.
Aria menambahkan penelitian yang berguna dan dipandang berhasil adalah penelitian yang mampu menjawab persoalan yang terjadi dan memberikan solusi alternatif meski prosesnya dilakukan secara bertahap. Penelitian tersebut juga harus melibatkan kelompok yang menghadapi persoalan tersebut sejak merancang penelitian, pelaksanaan, hingga evaluasi.
Diskusi yang dimoderatori oleh Direktur Advokasi dan Jaringan PSHK, Fajri Nursyamsi bertujuan agar isu-isu Iptekin dapat menjadi pertimbangan utama dalam proses pembuatan kebijakan publik di Indonesia. Terdiri dari enam diskusi, STI Policy Lecture 2022 diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan berbagai lembaga riset independent di Indonesia yakni Article 33, Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), dan The SMERU Research Institute.
Unduh File
STH Indonesia Jentera_The Indonesian Science Technology Innovation (STI)_Rizki Fillaili
STH Indonesia Jentera_The Indonesian Science Technology Innovation (STI)_Tri Nuke Pudjiastuti
STH Indonesia Jentera_The Indonesian Science Technology Innovation (STI)_Aria Indrawati